Puisi : Sang pujangga marhaen
Sang Pujangga Marhaen lidah terkelu...
Bulan kala itu mengambang waktu malam yang kelam... Sang pujangga marhaen tega menyusup kamar duka yang lara dan terkesima melihat indahnya panorama. |
Sang Pujangga Marhaen lidah terkelu...
Terkadang melayani perasaan dikalbu
Indahnya hidup tak tentu waktu
Seperti susahnya kala datang bertamu
Gurindam jiwa itu meladi dijiwaku.
Serpihan luka itu mencalar dihatiku.
Apakah tanda ma'rifat tersurat dek hakikat terkudrat?
Kelamnya malam melabuh terkesumat tanpa kelibat...
Kelamnya malam bagai kelamnya hati,
yang tak hiraukan bisikan sang pujangga marhaen.
Sinisnya mentari dicerahi sang pawarna,
mendukung hari membungkam irama.
Teman berteman ungkapan sandiwara
Melayari kehidupan penuh fatamorgana
Igauan sembilu menusuk kalbu
Tertusuk sembilu menawan kalbu...
Gemersiknya syahdu memukau kalbu...
Menanti igauan menjadi kenyataan
Andai kau pasrah pada kalbumu
Takkan kau cuba melupakan perasaan
Bicara Sang pujangga marhaen
Menutup bicara melodi nan indah
Bergema hati dikesumat sanubari
Merintih pilu menghiris hati...
Instagram : Puisi ieta
Page : Puisi ieta